Kekecewaan para pecinta bulutangkis tanah air sepertinya tak akan bisa hilang begitu saja usai tim kebanggaannya yang berlaga di Sudirman Cup 2017, diluar dugaan mencatatkan sejarah terburuk Indonesia karena tidak bisa lolos dari babak penyisihan grup di ajang kompetisi beregu campuran paling bergensi yang kali ini sedang berlangsung di Gold Coast itu.
Indonesia untuk pertama kalinya gagal melaju ke perempat final Piala Sudirman. Tim Merah Putih harus terlebih dahulu kalah 1-4 dari India di laga pertama Grup 1D pada Selasa (23/5). Sementara itu, di laga kedu yang digelar Rabu (24/5) kemarin, Indonesia berhasil mengatasi Denmark yang datang sebagai unggulan dua itu dengan 3-2. Kemenangan ini belum cukup untuk membawa tim merah putih ke perempat final setelah harus menjadi juru kunci di klasemen akhir.
“Saya sebagai cdm memohon maaf kepada semua pecinta bulutangkis Indonesia di tanah air dan yang ada dimana pun berada, kita tidak bisa pulang membawa Piala Sudirman, dan yang paling memprihatinkan adalah kita sudah tersisih di babak kualifikasi grup, dan ini sama sekali di luar dugaan,” ujar chef de mission, Achmad Budiharto.
“Hasil ini saya kira akan menjadi suatu pembelajaraan yang penting buat semua pihak yang terkait di kepengurusan PBSI kali ini untuk bisa berbenah diri dan mengejar ketertinggalan. Karena secara fakta, Indonesia tidak bisa masuk ke putaran berikutnya. Ini adalah hal yang memprihatinkan,” tambahnya.
Di laga pertama Indonesia dipaksa mengakui keunggulan India dengan skor cukup telak 1-4, susunan pemain yang diturunkan memang jauh berbeda. Hanya Fitriani yang dipercaya untuk tampil di dua laga penyisihan yang dilakoni oleh tim Indonesia.
“Tidak ada terpikir sama sekali oleh tim saat menyusun line up untuk menyepelekan India. Justru kita sangat berhitung, karena di hari pertama kami melihat kesiapan kondisi dan mental atlet-atlet kita. Beberapa pemain kita itu tidak dalam kondisi yang siap tempur, para pelatih memutuskan mereka yang betul-betul siap untuk bertempur di hari pertama itu yang kami turunkan, jadi tidak ada sama sekali unsur menyepelekan,” lanjutnya.
Ini menjadi sejarah terburuk tim merah putih di arena Piala Sudirman. Sejak digelar tahun 1989, untuk pertama kalinya Indonesia gagal melaju ke perempat final. Catatan terbaik tim merah putih adalah berhasil menjadi juara, juga di tahun 1989. Dan hingga saat ini, punggawa srikandi tanah air masih belum bisa membawa pulang kembali Piala Sudirman.
Akan tetapi, penampilan para pejuang bulutangkis tanah air terutama saat mengalahkan Denmark malam tadi, mempunyai catatan tersendiri. Seluruhnya sudah mampu tampil luar biasa, harapan sudah terlihat pada para pemain muda yang bisa menjadi andalan dengan mampu menyumbang poin dan membuat kejutan-kejutan usai berhasil menundukan lawan yang jauh di atasnya. Mungkin belum saatnya, tetapi akan ada waktunya sang Piala Sudirman kembali pulang.
Jangan menyerah punggawa srikandi tanah air, terus bekerja keras demi satu tujuan mengharumkan nama bangsa.
sumber: djarumbadminton